Selasa, 17 September 2019

Makanan Nyantri


7 Makanan Populer Ala Santri


Secara sadar dan tidak sadar beberapa makanan di bawah ini sudah lama mengenal dunia pesantren. Menu makanan yang disediakan oleh pihak pondok pesantren memang terbilang sederhana sekalipun itu pondok pesantren modern. Pembelajaran yang diterapkan dipondok pesantren selain kemandirian point selanjutnya yaitu qona’ah. Menanamkan  kesederhanaan, merasa cukup dengan segala nikmat dari Allah swt. dapat menghindari perilaku tercela lainnya, seperti tabbaruz (boros), iri hati, dan sombong. Perilaku berlebih-lebihan pun dilarang oleh agama.

Santri yang baik dialah santri yang senantiasa menerima apa adanya dan selalu bersyukur atas nikmat Allah swt. Baik itu dalam hal pertemanan, pergaulan, kondisi dan keadaan termasuk perihal makanan. Santri tidak dianjurkan untuk menuntut makanan serba mewah dan serba enak ketika mondok dipesantren. Berikut deretan makanana populer ala santri.

1.      Tempe


Olahan kedelai ini tidak hanya populer di kalangan masyarakat menengah kebawah, faktanya tempe menjadi makanan wajib yang selalu tersaji di meja makan panjang ala santri. Selain digoreng bisa juga diolah menjadi tempe orek, sayur tempe, tongseng tempe, dan masih banyak lagi.

2.      Tahu


Sama halnya dengan tempe, tahu pun ikut merajai. Banyak olahan lain yang bahan dasarnya menggunakan tahu, seperti, pepes tahu, sayur tahu, tahu kecap, baso tahu dan yang lainnya.

3.      Ikan Asin


Olahan ikan asin ternyata mempunyai cerita tersendiri bagi para santri. Olahan ikan asin yang tidak biasa pun bisa diciptakan di dapur santri.  Misalnya, sup asin ikan teri. Terdengar tidak biasa bukan? Olahan itu dimaksudkan agar semua santri kebagian. Beginilah santri yang selalu menjunjung solidaritas tinggi.

4.      Nasi Goreng


Nasi goreng sering kali hadir pada menu sarapan. Pengolahannya yang simple menjadi alasan kuat untuk menyajikan hidangan tersebut, terutama di pagi hari.

5.      Nasi Liwet





Bagi pesantren salafi, nasi liwet sudah tidak asing lagi, lidah mereka sudah terbiasa, begitu pun dalam mengolahnya.  Pesantren salafi memang menganjurkan santrinya untuk mengolah masakannya sendiri. Nasi liwet ini biasa disajikan dalam kastrol/ penanak nasi yang terbuat dari besi.

6.      Sayur Toge


Toge cukup populer di kalangan santri, lucunya olahan yang satu ini meskipun sering mendapatkan komentar tidak menyenangkan dari para santri, tetap saja menu sayur toge ini akan dihadirkan di setiap minggunya. 

7.      Tumis-tumisan




Sayuran yang biasa diolah menjadi tumis-tumisan di pesantren diantaranya :

a.       Tumis kangkung

b.      Tumis buncis

c.       Tumis kacang panjang

d.      Dan lain-lain.

Namun, diantara deretan tumis diatas, tentu tumis kangkunglah yang menjadi primadona santri.  Tanaman kangkung ini merupakana tanaman yang pertumbuhannya merambat, dan banyak dijumpai di pulau Jawa.



Itulah deretan makanan populer ala santri menurut penulis. Jika ada masukan lain silahkan komentar di bawah ya. Terimakasih semoga bermanfaat. 



#KMP2SMI

#ODOPBACHT7

#KOMUNITASODOP

Kamis, 05 September 2019

Menganalisis Faktor-faktor Penyebab Anak Mondok di Pesantren




Jika kita amati saat ini, rupanya pondok pesantren berkembang begitu pesat, terbukti dengan banyak didirikan pondok pesantren  di Indonesia baik itu pesantren salafi atau pesantren modern. Khususnya di pulau Jawa. Tidak dapat dipungkiri anak yang mendapatkan pendidikan pesantren cenderung memiliki kemandirian yang cukup diusianya. Metode pembelajaran yang digunakan di pesantren itu kebanyakan menggunakan metode ceramah namun, dari segi ranah kognitif anak yang mendapatkan pendidikan dipesantren lebih unggul dalam materi pelajaran agama Islam.

Karakteristiknya pun akan berbeda dengan anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan dipesantren. Ta’dzim terhadap seorang guru atau kiyai yang menjadikan pondok pesantren mempunyai ciri khas tersendiri. Berikut penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab mondok pesantren :

1.      Motivasi dari luar

Pada fase anak-anak sampai remaja, mayoritas diantara mereka memiliki kesulitan tersendiri untuk memotivasi dirinya agar mondok dipesantren, meskipun ada sebagian kecil yang tidak memerlukan motivasi dari luar dalam menentukan pilihannya.

a.       Dorongan Teman Sebaya/ Teman Sepergaulan

Teman sebaya memang sangat berpengaruh besar terhadap minat anak untuk mondok di pesantren.  Sering bergaul dengan anak-anak yang tinggal dipesantren, menjadi poin penting dalam menarik minat anak.

b.      Dorongan Orang Tua

Dorongan yang kuat dari orang tua akan menumbuhkan rasa kepercayaan diri. Sehingga lahirlah sebuah maha karya yang akan dipersembahkan untuk orang tua nanti.    

c.       Dorongan Kerabat

Kerabat pun ternyata menarik minat anak untuk mondok dipesantren.

d.      Atas Keinginan Orang Tua

Sering kita menjumpai orang-orang yang mondok dipesantren bukan karena keinginan diri sendiri tapi atas perintah atau tuntutan dari orang tua terhadap anaknya.  

e.       Media Sosial

Di era modern saat ini, pesantren pun tak mau kalah saing. Kita amati saat ini tidak sedikit media yang membahas atau kontennya berisi tentang dunia pesantren. Termasuk idola anak remaja pun ikut-ikutan mengidolakan santri yang aktif di media sosial contohnya media sosial berupa youtube yang banyak melahirkan beberapa konten creator yang ada di Indonesia. Aplikasi yang begitu populer bagi anak-anak sampai remaja.



2.      Motivasi dari Dalam

a.       Keinginan Sendiri

Sebenarnya motivasi dari diri sendirilah yang begitu kuat menarik minat anak untuk mondok di pesantren. Mendapatkan inspirasi dari dalam itu tidaklah mudah tergantung pada tontonan dan tuntunan yang tepat, serta melakukan pendekatan dengan ajaran Islam.



Demikianlah hasil analisis saya mengenai faktor-faktor penyebab mondok pesantren. Terimakasih. Semoga bermanfaat. Aamiin…

Selasa, 03 September 2019

Urgensi Pendidikan Pesantren pada Fase Anak-anak




Pondok Pesantren Al-Masthuriyah, Sukabumi, Jawa Barat.

Melihat perkembangan Islam yang kian pesat ditengah maraknya isu-isu miring yang bermunculan, ditengah sibuknya mengejar perkara duniawi, tidak sedikit orang tua lebih memilih pendidikan pesantren untuk mengolah potensi anak. Kita tahu seorang anak itu bisa menjadi perhiasan, bisa juga menjadi fitnah untuk orang tuanya. Hadirnya pendidikan Islam di pesantren membantu proses pembentukan karakteristik anak yang religius. Disamping itu, pendidikan pesantren menerapkan pribadi yang mandiri, ulet, tekun, serta akhlakul karimah.

Pendidikan pesantren merupakan suatu proses pembelajaran yang berdasarkan sumber hukum berupa al-Qur’an dan hadits. Namun ada pula pesantren yang memakai sumber hukum lain contohnya kitab kuning.

Tujuan umum pendidikan pesantren yaitu untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan  Islam kepada santrinya baik itu pesantren khusus al-Qur’an, maupun kitab kuning atau pesantren salafi. Keduanya memiliki tujuan yang sama. Santri (Laki-laki) atau santriawati (perempuan) adalah sebutan untuk orang-orang yang mengenyam pendidkan pesantren.  

Anak-anak muslim generasi milenial saat ini sangat memerlukan pendidikan pesantren. Mengingat perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat. Kita tidak dapat berpaling dari kebiasaan-kebiasaan generasi muslim saat ini yang lebih melekat dengan gadget dibandingkan dengan al-Qur’an. Bahkan kita sering menjumpai berita-berita perubahan psikologi pada anak yang lebih cenderung menatap monitor, bermain game online secara berlebihan membuat kondisi mental anak pun terganggu. Pengetahuannya pun hanya berpusat pada apa yang ia lihat di monitor.     

Solusi yang tepat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pada perkembangan generasi muslim yaitu melakukan pendekatan melalui pendidikan Islam di pesantren. Dengan padatnya kegiatan dipesantren akan membantu kinerja otak anak menjadi berkembang ke arah yang lebih positif. Anak diberikan pembekalan ilmu pendidikan Islam yang mumpuni sehingga dapat melatih perkembangan kognitif, psikomotorik, perkembangan sosial dan moral.

Dalam pendidikan pesantren modern pun mulai menerapkan kebijakan-kebijakan yang dapat diterima oleh santrinya, diterapkan pula kegiatan-kegiatan positif yang menarik seperti rihlah ilmiah, peringatan hari-hari besar, ekstrakulikuler santri, dan kegiatan positif lainnya yang dapat melatih potensi para santri. Dengan lahirnya generasi muslim yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam akan memperkokoh Islam itu sendiri.